Friday, 29 November 2013

Searching for Bobby Fischer

Setelah hampir 3 hari saya menonton ulang serial film prison break season 1 - 4 akhirnya saya hari mulai nonton film lagi. Tapi bukan serial movie yang saya tonton melainkan film dengan durasi 2 jam seperti film pada umumnya. Dalam 3 hari saya berfikir, film apa yang saya harus saya tonton sedangkan film2 di Hardisk sudah saya tonton semua. Sebenarnya kalau ingin mudah, saya hanya perlu ke persewaan vcd lalu tinggal pilih film apa yang sekiranya bagus, tapi karena saya sudah punya janji tidak akan nonton film dengan text bahasa indonesia setelah saya wisuda karena sekalian belajar bahasa inggris tentunya. :D 

Sampai di kostan, saya iseng ketik key word "film tentang orang jenius" munculah beberapa blog atau artikel yang memuat film orang2 jenius. Setelah saya amati satu persatu ada artikel yang menjelaskan bahwa ada 10 film yang berkaitan dengan orang2 jenius. Saya tak perlu sebutkan film apa saja itu karena kalian sangat mudah mencarinya di google. Tapi saya tertarik dengan 1 film yakni "Searching for Bobby Fischer". 

"Searching for Bobby Fischer"  karya Steen Zailian ini menceritakan seorang naka bernama Joshua (josh) Waitzskin yang mempunyai bakat bermain catur sejak umur 6 tahun. Bermula dari halaman parkir dekat rumahnya yang sering dibuat main catur oleh banyak orang dewasa inilah Josh tau bahwa dia sangat lihat dalam memainkan bidak catur. Mengamati permainan orang2 dewasa dalam bermain catur membuat Josh tertarik untuk sekali mencoba dengan pria dewasa disana ditemani ibunya. Setekah kedua orang tuanya tau bahwa Josh mempunyai bakat dalam bermain catur akhirnya Josh mengikuti turnamen catur dan selalu keluar sebagai juara. Tentu tidak cukup hanya dengan bakat seseorang mampu mencapai puncak prestasinya jika tidak dibimbing oleh orang yang benar dan mau bekerja keras. 

Orang tua Josh lalu mencari serang Grand Master catur untuk membimbing Josh agar menjadi anak yang paling pandai dalam bermain catur ditingkat umurnya. Sampai datanglah seorang anak umur 6 tahun lainya yang memiliki bakat bermain catur serupa dengan apa yang dimiliki Josh, hal ini ternyata membuat Josh merasa takut dan ingin berhenti bermain catur, tapi dengan dukungan dari ayah dan gurunya akhirnya Josh kembali mau untuk belajar mendalam ilmu caturnya.

Menariknya film ini ada di akhir cerita ketika Josh masuk babak final sebuah kejuaran catur melawan anak yang sempat membuat dirinya takut akan kalah. Bagaimana ceritanya? saya tidak akan ceritakan karena lebih baik anda menontonnya sendiri. hehe

Film Searching for Bobby Fischer ini dibuat untuk peringati kembalinya pecatur dunia asal Amerika bernama Bobby Fischer. Sempat "menghilang" beberapa tahun, bobby Fischer akhirnya kembali dalam pertandingan dunia catur melawan musuh beratnya Borris Spasky yang saat itu dilangsungkan di Yugoslavia. Disaat yang bersamaan Amerika Serikat negara asal Bobby fischer sedang melakukan Embargo PBB terhadap Yugoslavia. Bobby Fischer akhirnya meninggal dunia pada tanggal 18 Januar 2008 di umurnya yang ke 64 tahun. Umur yang sama dengan banyaknya jumlah sebuah papan catur.



Sunday, 27 October 2013

Pulau Sempu (Segara Anakan)

Liburan? yup selalu menyenangkan memang kalau kita pergi liburan di tengah padatnya jadwal kuliah atau setumpuk kegiatan lain yg menguras tenaga sekaligus pikiran. Bermula dari ajakan kawan ngopi si Abdul Hair yg punya rencana berangkat ke Pulau Sempu bareng adik2 kostanya (cewek2) :p.

Setelah selang 3 hari singkat cerita (hehe) akhirnya fix berangkat ke pulau sempu 5 orang pasukan {saya, Hair, (Sintia + mas renda), Ririn}. Meskipun Sintia + mas rendra mereka pacaran tapi bodoh amat yang penting saya liburan ke pulau sempu akhrinya. Tugas cowok (yakaleee) yg nyiapin segala perlengkapan buat berangkat sekalian persedian selama disana, nyewa tas, tenda dan perlengkapan camp lainya. Untungnya mas rendra cukup punya pengalaman liburan ke pantai atau naik gunung jadi ada yang paham teknis + peralatan apa aja nanti buat di sana.

Perjalanan ke sempu cukup jauh, dari Malang kota daerah dinoyo lebih tepatnya, harus menempuh perjalanan 2 jam. Setelah 2 jam perjalanan menggunakan sepeda motor bukan berarti kita sudah sampai pulau sempu. Kita 5 orang baru sampai yang namanya Sendang Biru, nah dari Sendang Biru nanti ada banyak perahu yang sediakan jasa untuk nyebrang ke Pulau Sempu. Berapa biaya sewa perahu? kalau tidak salah ingat (karena sudah 3 tahun yg lalu) Rp.100.000. Perjalanan dari sendang biru ke pulau sempu sekitar 15 menit, membosankan? tidak, karena selama naik perahu kita disuguhi pemandangan laut yang biruu. 


Foto di atas  perahu menuju pulau sempu. yap memang cuma 4, karena si Hair lagi sibuk megang kamera. Selama di atas perahu ombaknya cukup tenang bahkan bisa dibilang ga ada ombak, jadi buat kalian yang mabuk laut ga perlu khawatir muntah, mual dan kencing di dalam celana. 


Akhirnya sampai juga di pulau sempu setelah 15 menit di atas perahu. Nah sudah sampai pulau sempu sudah bisa liburan? belum. Karena letak keindahan dan pemandangan alamnya ada di dalam pulau sempu. kita berlima harus jalan kaki kurang lebih 2 jam lamanya. Ternyata medan yang dilalu cukup berat, jalan penuh lumpur, batu, sampai akar pohon yang melintah di tengah jalan. Ingat masing2 dari kita bawa tas ransel besar isinya minimal 3-5kg yang setia ada di belakang punggung kita mulai berangkat sampai perjalanan melelahkan menuju segara anakan (di dalam pulau sempu). Selama perjalanan menuju segara anakan sekilas terlihat monyet yang hidup di pulau sempu, ini menunjukkan kalau pulau sempu masih cukup terjaga karena masih ada hewan liar disekitarnya. Semoga tetap terjaga sampai kapanpun. :)

Jalan kaki 2 jam memang butuh istirahat, bagaimana tidak, medan yang berat dan harus bawa tas ransel hampir 5 kg di pundak. Seingat saya perjalanan menuju segara anakan butuh 2x istirahat buat kita untuk isi tenaga minum air putih, makan roti atau sekedar meluruskan kaki. Setelah tenaga dikira full baru kita lanjut perjalanan. Sebelum sampai ke segara anakan kita mendegar gemuruh air pertanda bawa lokasi yang dituju sudah dekat (hehe), bukan patah semangat atau tenaga berkurang, yang ada semangat dan tenaga saya kembali full. Di akhir perjalanan, kalian yang belum pernah ke sempu berhati-hatilah karena jalan setapak yang kecil dan ada bibir hutan (bukan jurang) sangat licin dan kalau sampai terpeleset bakalan runyam. 

Akhirnya yang ditunggu datang juga, sampailah kita di segara anakan setelah 2 jam membelah pulau sempu menuju segara anakan. Saya tak pikir panjang, melempar tas ransel lalu merebahkan tubuh di atas pasir segara anakan adalah pilihan yang sangat tepat. Menikmati semilir angin, debur ombak di segara anakan sungguh menyenangkan tapi itu tidak berlangsung lama karena matahari di barat sudah meredupkan sinarnya. Akhirnya mas rendra dengan bantuan saya dan Hair mendirikan tenda untuk bermalam, usahakan jangan mendirikan tenda terlalu dekat dengan bibir pantai karena malam jika air pasang tenda kalian akan kena hempasan air laut segara anakan.

Setelah tenda berdiri tegak di atas pasir pantai segara anakan, merebahkan badan adalah pilihan terbaik sembari mengembalikan stamina yang terkuras banyak selama jalan kaki tadi. Kawan yang lain Sintia dan Ririn lebih memilih bemain air sambil mengabadikan pemandangan dengan posel kamera yang mereka bawa. Menghisap rokok ditemani segalas kopi menjadi pilihan mas rendra dan Hair tentu sesekali mereka merebahkan tubuhnya pula di atas pasir. 

Malam pun tiba, pemandangan paling indah bukan siang, pagi atau sore yang saya rasakan. Malam hari menjadi suasana paling nyaman + berkesan, bagaimana tidak bintang di langit terlihat sangat dekat, bercahaya dan sangat mempesona. Menikmati bintang sambil menerka rasi bintang sangat menyenangkan ditambah suasana malam yang hening sambil merasakan semilir angin. Kalian yang belum ke segara anakan, jika cuaca cerah saat malam hari, jangan lupa menikmati sinar bintang dan bentuknya yang sempurna. Waku sudah menunjukkan pukul 02.30 saat itu beristirahat memejamkan mata ditemani selimut, hembusan angin, sinar bintang di langit sungguh nyaman. Oh iya di segara anakan tidak ada sinyal sama sekali, jadi kita bebas dari "gangguan" sms,telepon bahkan bbm dari banyak orang. 



 Keesokan, harinya menghirup udara segar dan melihat pemandangan luar biasa di segara anakan ternyata menyenangkan. Beberapa pengunjung yang lain memilih mandi disana atau sekedar bermain air di bibir pantai, mengabadikan momen menjadi hal wajib yg harus dilakukan ternyata. Dari lokasi tenda kita bisa menikmati pemandangan lainya, selain gugusan bintang ketika malam, tingkah laku monyet selama perjalanan, bermain air atau bahkan snorkling di segara anakan. Tepat dibelakang tenda kita bisa lihat ombak samudra langsung (atlatik atau pasifik saya lupa) tapi sebelumnya kita harus berjalan naik melewati ratusan batu karang besar mati dibawahnya. Sampai di atas, angin kencang akan langsung terasa sekaligus pemandangan segara anakan yang bisa kita nikmati dari atas.




Karena persediaan air dan makanan yang kita bawa terbatas, pagi menjelang siang kita berlima akhirnya memutuskan untuk kembali ke kota Malang. Memang hanya satu malam, tapi sangat menyenangkan sekaligus melelahkan perjalanan ke pulau sempu. Suatu hari nanti jika ada kesempatan, saya akan kembali kesana!! :)

Thursday, 24 October 2013

The Mentalist (Serial Movie)




Kalau dengar kata Mentalist, saya ingatnya pasti pertunjukan sulap Dedy Cobuzier. Well The Mentalist yang satu ini adalah judul film seri yang sudah 9 season diputar di CBS, tapi saya baru sampai season 5 (hehe). Cerita pada film seri ini diawali dengan kisah tragis Patrick Jane (Simon Baker) yang istri & anaknya meninggal dibunuh oleh Red John. Red John sendiri adalah seorang serial killer yang merasa terhina ketika Patrick mengejek Red John di sebuah acara televisi nasional. Setelah kehilangan keluarganya, Patrick berhenti dari pekerjaan dia sebagai cenayang palsu & mendedikasikan hidupnya untuk membalas dendam kepada Red John. Patrick bergabung dengan CBI (California Bureau of Investigation) sebagai seorang konsultan. Kemampuannya mendeteksi kebohongan dan analisanya yang tajam berhasil memecahkan berbagai kasus berat. Di CBI, Patrick bekerja sama dengan sebuah tim yang dipimpin oleh Teresa Lisbon (Robin Tunney). Tim ini memiliki 3 orang anggota lain yaitu Grace Van Pelt (Amanda Righetti), Kimball Cho (Tim Kang) & Wayne Rigsby (Owain Yeman). Dengan bergabung dengan CBI, Patrick dapat ikut mengendus gerak gerik dari Red John dan para pengikutnya.



Teresa Lisbon

Kantor CBI

Crime Scene

Crime Scene Lagi

Kim & Lisbon
Saya sendiri merasa terhibur dengan cara Patrick melakukan investigasi, taktik yang dilakukannya cukup cerdas dan tidak terduga. Film seri ini lebih menekankan pada permainan pikiran dan teka-teki, bukan pada adegan action-nya jadi jangan harap akan banyak adegan pukul-pukulan atau tembak-tembakan pada The Mentalist. Kalau sudah sampai di episode dimana ada Red John, sudah bisa ditebak bahwa pasti Patrick gagal menangkap Red John. Banyak ilmu yang bisa di dapat dari film ini, salah satunya belajar mengetahui karakter seseorang dan kita harus teliti dalam setiap waktu.



Bunda Putri yang saya kenall by Faisal Basri

Banyak kicauan di twitter yang menayangkan foto saya dengan Bunda Putri. Di foto itu ada seorang lagi yang saya tak ingat siapa gerangan nama dan latar belakangnya. Lebih banyak lagi komentar dan pertanyaan yang diajukan pada saya. Sejumlah wartawan juga bertanya tentang hubungan saya dengan Bunda Putri. Senin malam (21/9) ada yang bercerita muncul lagi foto saya bersama Bunda Putri di salah satu stasiun televisi swasta. Saya tidak mengomentari kicauan di twitter, juga tidak bersedia menjawab pertanyaan wartawan. Semoga tulisan ini menjadi penggantinya.

Saya pertama kali bertemu Bunda Putri tahun 2007 di coffee shop hotel Le Meridien, diperkenalkan oleh Kosasih yang juga baru saya kenal ketika itu. Perkenalan dengan Kosasih lewat Azwar Zulkarnaen, rekan saya di Pergerakan Indonesia. Kosasih dan Azwar berkecimpung dalam bisnis tambang batubara. Bunda Putri menemui saya setelah bertemu dengan seorang menteri Somalia yang sedang berkunjung di Jakarta. Entah apa urusannya, Bunda Putri tak bercerita.

Saya diajak bertemu Bunda Putri oleh Azwar karena menurutnya Bunda Putri hendak memberikan gambaran tentang peta politik di Jakarta. Kala itu saya berniat mengikuti konvensi bakal calon gubernur Jakarta yang diselenggarakan oleh PDI-Perjuangan. Menurut Azwar, Bunda Putri adalah anak dari Ahmadi, ketua DPD Golkar Jakarta di zaman Soeharto.

Pertemuan berlangsung singkat karena malam menjelang larut. Tak banyak yang dibicarakan. Analisis Bunda Putri tentang peta politik Jakarta pun tak ada yang baru dan kontak tak berlanjut. Saya lebih banyak meminta nasehat politik dari Sarwono Kusumaatmaja, sejak dulu hingga pilkada 2012 yang lalu.

Setelah cukup lama tak bertemu, staf Bunda Putri bernama Rudi mengundang saya bertemu Bunda Putri di coffee shop hotel Grand Hyatt. Saya diperkenalkan dengan orang-orang yang lebih dulu tiba dan beberapa orang dari Petronas Malaysia. Sempat juga bertemu dengan Marzuki Usman, mantan menteri pariwisata, tapi ia tak ikut dalam pertemuan ini. Kesan saya Bunda Putri sudah kenal lama dan cukup akrab dengan Marzuki Usman. Dengan berjalannya waktu, saya menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri betapa luas relasi Bunda Putri. Pada acara ulang tahun Bunda Putri saya bertemu dengan Andi Malarangeng dan beberapa pejabat. Pernah juga diajak bertemu dengan Purnomo Yusgiantoro di ruang VIP bandara Supadio, Pontianak. Saya sudah beberapa kali bertemu dengan Pak Pur, sekali di kediamannya. Di rumah Bunda Putri di Pondok Indah berjejeran foto Bunda Putri dengan para pejabat. Tak pelak lagi, Bunda Putri memang kenal banyak orang penting di negeri ini.

Saya tertarik mendengar kisah Petronas yang telah memenangi konsesi ladang gas Kapodang, blok Muria. Menurut rencana, gas ini akan dialirkan ke PLTGU Tambak Lorok. Kontrak sudah ditandatangani antara Petronas dan PT. PLN. Namun, ada masalah dengan transmisi pipa yang akan menyalurkan gas dari ladang Kapodang ke PLTGU Tambak Lorok. Yang akan membangun jaringan pipa adalah Bakrie Group. Perundingan dengan Bakrie Group tak kunjung tuntas, molor bertahun-tahun, sehingga PLTGU hingga kini tak dioperasikan. Betapa besar kerugian negara kalau PLTGU itu dioperasikan tanpa pasokan gas sehingga harus menggunakan BBM.  Besarnya potensi kerugian negara akibat keterlambatan realisasi pembangunan transmisi pipa ini sudah dihitung oleh BPK. Laporan BPK saya peroleh dari Rudi, staf Bunda Putri. Kalau tak salah, dalam tiga tahun kerugiannya hampir sama dengan dana yang dikucurkan ke Bank Century, sekitar Rp 6 triliun.

Berdasarkan laporan BPK dan tambahan informasi yang saya peroleh dari pejabat PT PLN, saya sempat menulis potensi kerugian negara ini. Dengan suka cita dan sukarela saya menulis dan memaparkan kasus ini dalam berbagai kesempatan.

Bunda Putri sangat dihormati oleh para pejabat Petronas. Bunda Putri boleh dikatakan sebagai pelobi Petronas, tak hanya di Indonesia melainkan juga di Timur Tengah atau Afrika. Itulah barangkali yang menjelaskan mengapa Bunda Putri kenal dengan menteri Somalia.
Cerita Bunda Putri dan stafnya tentu saja lebih detail dan membuat yang mendengarkannya geram terhadap sepak terjang Bakrie Group. Yang saya tuliskan sebatas fakta yang saya baca dalam laporan BPK dan informasi dari internal PT PLN. Informasi dari internal PT PLN, Laporan BPK, serta penjelasan Bunda Putri dan stafnya klop.

Saya pun diceritakan tentang keterlibatan Bunda Putri membantu kelistrikan di Kalimantan Barat. Saya tak terlibat sama sekali. Cuma sempat diperkenalkan dengan pihak pemasok listrik dari Sarawak yang hendak menjual listrik ke Kalimantan Barat. Penjualan listrik ini sudah terwujud. Sebagian wilayah Kalimantan Barat beroleh aliran listrik dari Malaysia. PT PLN yang membangun saluran transmisinya.
Kami beberapa kali bertemu di Pontianak karena saya kebetulan sudah hampir 10 tahun mengajar di Universitas Tanjung Pura sampai sekarang. Beberapa kali kebetulan waktu mengajar bersamaan dengan kehadiran Bunda Putri di Pontianak. Bunda Putri mengenal banyak pejabat di Kalimantan Barat. Di mata Bunda Putri, saya tak asing dengan kondisi Pontianak khususnya dan Kalimantan Barat umumnya. Dengan latar belakang itu, saya diminta menjadi anggota tim percepatan investasi di Kalimantan Barat. Seingat saya, Bunda Putri sebagai ketuanya. Surat Keputusan tim ini resmi ditandatangani oleh Gubernur Kalimantan Barat. Sekretaris tim adalah Ketua Bappeda Kalimantan Barat.
Kalau tak salah ingat, sebagai anggota tim saya terlibat dalam tiga kesempatan. Pertama, bertemu dengan Gubernur Kalimantan Barat di rumah dinas Gubernur. Kedua, menjadi pembicara seminar di kantor gubernur dengan tema percepatan pembangunan di Kalimantan Barat. Ketiga, ikut mendampingi delegasi calon investor dari China yang berkunjung ke Kalimantan Barat. Saya hanya menyertai beberapa pertemuan di Pontianak. Dalam setiap pertemuan itu, beberapa jajaran setingkat dinas memaparkan potensi ekonomi Kalimantan Barat di hadapan delegasi China.

Bunda Putri dan stafnya pernah pula bercerita tentang pabrik pupuk di Kalimantan Barat yang dimiliki Bunda Putri. Bunda Putri senang tanaman. Ia merupakan alumnus IPB, kalau tidak salah seangkatan dengan ekonom Iman Sugema.

Kontak dengan Bunda Putri selebihnya sebatas ngobrol dengan kerabat Bunda Putri, mulai dari pengacara, politisi, pengusaha, pejabat pemda, dan sanak familinya. Rasanya saya lebih sering tak bisa hadir karena biasanya pemberitahuan acara pertemuan sangat mendadak. Kalau sedang luang, baru saya datang. Tak pernah saya bertemu hanya berdua dengan Bunda Putri. Hampir semua pertemuan biasanya meriah dengan banyak pesertanya. Kadang sekedar makan malam bersama.

Siapa pun yang pernah berjumpa dengan Bunda Putri sangat boleh jadi punya kesan Ibu Putri memiliki relasi yang luas, bicaranya lugas tanpa tedeng aling-aling. Dalam suatu kunjungan di Pontianak, saya berjumpa dengan Adik dari Wakil Presiden, pensiunan BI bernama Ibu Tuti. Tak ada urusan politik dan bisnis yang kami bicarakan. Ibu Tuti bicara tentang kegiatan sosial dan kesenian. Kebetulan Kepala BI Pontianak adalah mantan koleganya di BI. Jadi, pertemuan itu juga dihadiri oleh Kepala BI Pontianak.

Satu hal kecil yang teringat, Bunda Putri gemar menyantap durian. Larut malam sekalipun, kalau sedang musim durian, Bunda Putri hampir selalu mengajak rombongan ke sentra durian di Pontianak. Sewaktu menghadiri acara pernikahan putra pejabat Petronas di Kuala Lumpur pun, tengah malam kami mendatangi pasar rakyat untuk menyantap durian.

Begitulah sekelumit pengenalan dan interaksi saya dengan Bunda Putri. Sudah hampir dua tahun saya tak berjumpa dengan sosok yang mendadak sontak menjadi tokoh misterius. Di mata saya, rasanya ia sosok yang tidak teramat misterius. Ia sosok yang hangat, seorang ibu yang memiliki anak perempuan semata wayang yang telah mengaruniainya seorang cucu lelaki. Yang membuat dia semakin misterius adalah komentar Presiden yang mengatakan 2.000 persen tak mengenalnya dan para petinggi PKS yang begitu saja menelan mentah-mentah apa yang mereka dengar dari ucapan Bunda Putri. Entahlah.

sumber : http://faisalbasri01.wordpress.com/2013/10/21/bunda-putri-yang-saya-kenal/

Person Of Interest Season 1

Person of Interest adalah serial yang pada Januari lalu memenangkan People Coice Awards 2012 untuk kategori Drama TV Baru. Serial ini bercerita mengenai kerjasama seorang jutawan eksentrik, Harold Finch (Michael Emerson) dengan seorang mantan agen rahasia yang sekarang menjadi buronan, John Reese (Jim Caviezel) dalam menghadapi berbagai kejahatan yang sudah mereka ketahui akan terjadi sebelum kejahatan tersebut benar-benar terjadi.

Cerita berawal ketika Finch menciptakan sebuah mesin yang mampu menganalisa aksi terorisme yang mungkin terjadi melalui semua data-data yang dimiliki oleh pemerintah. Tidak seperti di Indonesia, Amerika lebih modern dan terkomputerisasi. Database di sana lengkap sekali, mulai dari catatan gigi sampai KTP-nya ada semua. Kalau di Indonesia, eKTP saja entah kapan selesainya, gak jelas x_x. Selain data berupa catatan, di Amerika juga terdapat kamera-kamera jalanan baik yang berfungsi sebagai keamanan maupun sebagai pendeteksi pelanggaran lalu lintas. Tidak hanya sampai di sana, mesin buatan Finch ini juga menganalisa melalui rekaman telefon, internet, SMS sampai voice mail, pokoknya semua sumber daya yang dimiliki pemerintah. Hasil dari analisa mesin tersebut terbagi 2, yaitu yang relevan dan yang tidak relevan. Hasil yang termasuk kategori relevan akan langsung ditindaklanjuti oleh pemerintah karena dianggap sebagai ancaman terorisme yang serius, sementara itu hasil yang termasuk kategori tidak relevan akan dihapus oleh mesin karena dianggap bukan termasuk kegiatan terorisme. Belakangan Finch menemukan kenyataan bahwa hasil-hasil tidak relevan yang ditemukan oleh mesin-mesin ciptaannya ternyata merupakan prediksi akan kejahatan yang mungkin akan terjadi. kejahatan ini memang tidak termasuk ke dalam kategori terorisme, namun Finch merasa memilki tangung jawab untuk menolong orang-orang yang terprediksi akan mengalami “masalah” oleh mesin ciptaan Finch tersebut.

Untuk menolong orang-orang tersebut, Finch membutuhkan seorang rekan yang handal di lapangan karena walau secara intelektual dan finansial Finch cukup kuat, dia memiliki kelemahan dalam hal fisik. Untuk itulah dia mengajak Reese bergabung sebagai rekannya. Reese adalah seorang mantan agen rahasia yang dikecewakan oleh pemerintah, dia menjadi desertir dan buron namun berkat keahliannya tidak ada agen pemerintah manapun yang mampu menangkapnya.
 
Dalam melaksanakan operasinya, Finch & Reese mendapat pertolongan dari 2 detektif di kepolisian yaitu Joss Carter (Taraji P. Henson) dan Lionel Fusco (Kevin Chapman). Carter adalah orang tua tunggal yang pada awalnya menentang aksi Reese & Finch, dia berusaha menangkap kedua orang tersebut namun pada akhirnya Carter justu menjadi kaki tangan Reese & Finch. Sementara itu Lionel adalah polisi korup yang berusaha kembali ke jalan yang lurus, pada awalnya dia menolong hanya karena diancam oleh Reese, namun lama kelamaan dia menjadi kaki tangan & mata-mata Finch & Reese juga.
Saya sendiri sudah menonton season 2 sambil jalan season 3 (hehehe) . Menarik juga melihat cara-cara yang dilakukan tokoh utama di serial ini dalam menggapai tujuannya. Mulai dari penyamaran, pemerasan, penyadapan sampai tindakan-tindakan ilegal yang tidak mungkin dilakukan oleh polisi. Alur ceritanya kadang diselingi oleh flashback cerita masa lalu Finch atau Reese, cerita asal muasal kenapa mereka sekarang melakukan apa yang mereka lakukan. Alur ceritanya sendiri tidak terlalu mudah ditebak karena terkadang orang yang berusaha mereka tolong ternyata adalah penjahatnya atau penjahat yang menjadi korban atau memang korban atau … banyak kemungkinan yang terjadi di serial ini. Sayangnya ada beberapa episode yang ending-nya tidak tuntas & cenderung menggantung, ada beberapa pelaku kejahatan yang gagal ditangkap atau bahkan berhasil mengelabui Finch & Reese.
Person of Interest memang adalah sebuah fantasi, namun mungkin saja dilakukan apalagi setelah peristiwa 9/11 di New York, pemerintah Amerika Serikat agak parno dengan aksi-aksi terorisme. Menurut saya, serial ini layak mendapat nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”.